Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya menuturkan bahwa,
setan-setan di belenggu saat datangnya bulan suci Ramadhan sehingga manusia terbebas dari gangguan Syetan selama bulan puasa.

tapi mengapa pada bulan puasa kriminalitas semakin marak terjadi dimana-mana? apa Hadist tersebut bohong?
Sebenarnya ada 2 nafsu (keinginan) yang bersarang dalam hati kita, nafsu baik dan nafsu buruk. nafsu buruk di bagi 4 macam. 


1. Nafsu Bahimiyah (hewan ternak), kalo seseorang menurutkan nafsu ini maka hidupnya seperti ternak, hanya ingin makan, minum, dan sex.
2. Nafsu Sabu'iyah (hewan buas), yang menurutkan nafsu ini maka sangatlah kejam, suka memakan temannya sendiri, menginjak yang lemah dan ingin menang sendiri.
3. Nafsu Syaithoniyah (syetan), yang menurutkan nafsu ini maka seperti syetan, suka iri, dengki,
dan selalu tidak suka melihat orang lain senang dan lain-lain.
4. Nafsu Rububiyah (ketuhanan), menganggap semua yang dia bisa, dia peroleh itu karna usahanya sendiri, tanpa adanya peran tuhan. Padahal segala sesuatu yang kita lakukan, kita peroleh, bahkan setiap keluar masuknya nafas kita semuanya atas kehendak Allah, sesuai dengan pernyataan kita " Laa Haulaa Walaa Quwwata Illaa Billah " tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas izin Allah.
Sedangkan peran syetan adalah merawat ke-empat nafsu tersebut agar terus tumbuh dan berkembang dalam hati kita, dan yang menentukan menang tidaknya nafsu buruk yang berperang dengan nafsu baik dalam hati kita, adalah kita sendiri. kalo kita memenangkan nafsu buruk maka dialah yang akan mengendalikan hidup dan perilaku kita, tapi kalo yang kita menangkan adalah nafsu baik maka baiklah seluruh hidup dan akhlak kita.

Jadi sebenarnya kita sedang berperang dengan nafsu kita sendiri pada bulan Ranmadhan ini, karna syetan telah di belenggu. "Peperangan yang paling besar adalah memerangi nafsu kita sendiri", tutur Nabi saat usai perang uhud.
Jadi bila ada kriminalitas di bulan puasa itu murni karna nafsu, bukan ulah syetan.